
2 Terpidana Pembunuhan di AS Bebas Setelah 30 Tahun Dibui

Berita :
Hal itu seperti terjadi di Negara Bagian North Carolina, Amerika Serikat. 2 Pria yang masih bersaudara tiri dipidana karena kasus perkosaan dan pembunuhan terhadap seorang gadis berusia 11 tahun di North Carolina pada 30 tahun lalu, telah dibersihkan dari segala dakwaan. Keduanya dibebaskan dari penjara pada Selasa malam, 2 September 2014.
Seperti diwartakan Toledo News Now, Rabu (3/9/2014), Henry McCollum dan Leon Brown, yang keduanya sekarang sudah separuh baya, dijebloskan ke dalam penjara ketika mereka masih remaja. Kisah kematian korban, Sabrina Buie, yang dipersalahkan kepada mereka benar-benar mengerikan.
Berulang kali dalam dengar perkara pada hari Selasa, dibeberkanlah keterangan terinci mengenai sejumlah benda asing yang dipaksa masuk ke dalam tenggorokan Sabrina. Dalam otopsi, benda-benda itu antara lain celana dalam korban dan sebuah batangan, yang diyakini dipaksakan ke dalam tenggorokannya hingga korban kehabisan napas.
Hanya satu bulan setelah perkosaan dan pembunuhan brutal wanita itu, kejadian serupa terjadi di daerah yang sama. 2 Saudara tiri yang menjadi terpidana sudah masuk dalam penjara dan seorang lain bernama Roscoe Artis ditanyai terkait kasus kedua.
Menurut Sharon Stellato, Wakil Direktur di North Carolina Innocence Inquiry Commission (NCIIC), Artis mengetahui perinician tentang kematian Sabrina yang tidak dibuka kepada khalayak.
Selagi bersaksi, Stellato mengatakan bahwa ada satu waktu di mana Artis mengaku ia tidak bangun di tengah malam, meninggalkan rumahnya pada jam 1 atau jam 2 dini hari untuk menyakiti gadis itu, kemudian kembali ke rumah untuk kembali tidur. Maksud Stellato adalah bahwa Aris tidak pernah menceritakan waktu kematian Sabrina.
Stellato dan NCIIC ikut terlibat dalam kasus ini ketika Leon Brown menulis surat kepada NCIIC guna meminta pertolongan untuk membuktikan bahwa dia tidak bersalah. Stellato mengatakan Brown dan saudara tirinya, Henry McCollum, selalu bersikeras bahwa mereka tidak bersalah selama bertahun-tahun lamanya.
NCIIC menyajikan bukti baru DNA yang diyakini menghubungkan Artis dengan perkosaan dan pembunuhan Sabrine Buie. Stellato mengatakan bahwa Artis bahkan mengakui mengenal gadis berusia 11 tahun itu, yang sering dilihatnya ketika gadis itu bersepeda melewati rumahnya dan bahkan membawakan rokok untuknya dari toko yang berdekatan.
Perincian-perincian dalam wawancara pria itu menunjukkan bahwa ia gelagapan karena tidak konsisten dengan ceritanya setelah Sabrina ditemukan telah terbunuh. Saat ini Artis menjalani hukuman penjara seumur hidup untuk pembunuhan yang terjadi sebulan setelah kematian Sabrina, yang dipersalahkan kepada McCollum dan Brown 30 tahun lalu.
Joseph Morrison, sepupu Brown dan McCollum, mengatakan, " Mereka memiliki sidik jari pria itu, namun tidak memeriksanya, sehingga memungkinkan seorang pria lain bebas dan membunuh orang lain."
Sedih Sekaligus Bahagia
Pengadilan ulang pada Selasa lalu berkutat kepada rendahnya tingkat kecerdasan (IQ) McCollum dan Brown, yang menunjukkan bahwa mereka hanya memiliki kemampuan baca dan tulis setara sekolah dasar pada saat mereka menandatangani pengakuan tertulis yang panjang terkait dengan kematian Sabrina Buie (11).
Setelah penyajian bukti-bukti yang berlangsung beberapa jam, hakim menyerukan masa istirahat sebelum mendengarkan argumen penutup. Keluarga terpidana berseru "Aku sayang kamu" kepada dua saudara itu sebelum kesunyian yang menegangkan melingkupi ruang sidang.
Setelah argumen penutup, sang hakim membuat pengumuman yang ditunggu-tunggu keluarga selama beberapa puluh tahun lamanya: dua saudara tiri itu dibersihkan dari dakwaan dan mereka dibebaskan.
Ruang sidang dipenuhi tepuk tangan. Para anggota keluarga menangis, berpelukan, dan bersukacita. Mereka juga mengenang kehidupan dua saudara itu yang terbuang selama berada dalam penjara. Ibu mereka wafat tahun lalu, tanpa pernah mengetahui bahwa kemudian putra-putranya tidak bersalah.
"Saya sedih namun bahagia karena mereka pulang ke rumah. Selama 30 tahun kami menunggu dengan sabar. Kami telah melewati banyak hal, kami hanya ingin mereka kembali ke rumah dan kembali bahagia," ujar Morrison sambil tersedu sedan setelah mendengar keputusan hakim.
Morrison mengatakan bahwa sistem yang ada telah gagal bagi dua saudara itu, dan telah gagal bagi gadis kecil yang terbunuh.
"Bisa-bisanya mereka dipenjara selama 30 tahun, tidak boleh pernah terjadi. Dan untuk mereka yang kehilangan gadis kecil itu, tidak boleh pernah kehilangan," kata Morrison.
Kedua saudara itu telah kembali ke penjara tempat mereka ditahan untuk diproses sebelum dilepaskan kepada pihak keluarga. Akhirnya keduanya bebas setelah 30 tahun lamanya.
Analisis (Q & A) :
- What?
Q : Apa yang yang terjadi dalam berita di kota Lumberton?
A : 2 orang warga di gugat menjadi terdakwa atas kasus perkosaan dan pembunuhan terhadap seorang gadis berusia 11 tahun.
- Who?
Q : Siapa yang menjadi terdakwa atas kasus perkosaan dan pembunuhan terhadap seorang gadis berusia 11 tahun?
A : Henry McCollum dan Leon Brown.
- When?
Q : Kapan kedua terdakwa dibebas serta dibersihkan namanya atas semua tuduhan yang ajukan kepada mereka berdua?
A : Pada Selasa malam, 2 September 2014.
- Where?
Q : Dimana kejadian pembebasan 2 terpidana tersebut?
A : Di Negara Bagian North Carolina, Amerika Serikat.
- Why?
Q : Mengapa 2 terpidana tersebut bisa dibebaskan dari semua dakwaan?
A : Karena kemajuan ilmu pengetahuan bukan sekadar memberi manfaat kepada kemajuan ilmu semata. Kemajuan ilmu biologi molekuler, termasuk pemeriksaan DNA, telah membantu penegakan hukum dan memberi keadilan kepada mereka, yaitu Henry McCollum dan Leon Brown terbebas dari semua dakwaan.
- How?
Q : Bagaimana rangkuman kejadian berita tersebut?
A : Berawal pada 30 tahun lalu ada kejadian pembunuhan seorang gadis yang berumur sekitar 11 tahun di North Carolina. Diduga gadis tersebut meninggal diakibatkan perkosaan dan pembunuhan dengan adanya temuan benda asing antara lain celana dalam korban dan sebuah batangan, yang diyakini dipaksakan ke dalam tenggorokannya hingga korban kehabisan napas. Identitas gadis tersebut sudah diketahui dan orang-orang mengenal gadis tersebut dengan nama Sabrina Buie (11).
Atas kejadian pembunuhan tersebut ada 2 orang yang menjadi terdakwa atas kasus pembunuhan tersebut, yaitu Henry McCollum dan Leon Brown. Akibat dakwaan tersebut mereka bedua di jebloskan ke penjara saat remaja. Saat mereka di penjara Henry McCollum dan Leon Brown meminta bantuan terhadap NCIIC (North Carolina Innocence Inquiry Commission) untuk melakukan pemeriksaan DNA atas Sabrina Buie. Mereka bersi keras tidak melakukan kasus tersebut dan tidak mengaku pernah melakukan kesalahan selama bertahun-tahun. Dengan adanya kemajuan teknologi untuk pemeriksaan DNA, ada bukti terbaru atas kematian Sabrina Buie. Bukti DNA terbaru tersebut menghubungkan artis dengan perkosaan dan pembunuhan Sabrine Buie. Stellato (Wakil Direktur NIIC) mengatakan, bahwa Artis tersebut mengakui mengenal gadis berusia 11 tahun itu, yang sering dilihatnya ketika gadis itu bersepeda melewati rumahnya dan bahkan membawakan rokok untuknya dari toko yang berdekatan.
Perincian-perincian dalam wawancara pria itu menunjukkan bahwa ia gelagapan karena tidak konsisten dengan ceritanya setelah Sabrina ditemukan telah terbunuh. Saat ini Artis menjalani hukuman penjara seumur hidup untuk pembunuhan yang terjadi sebulan setelah kematian Sabrina, yang dipersalahkan kepada McCollum dan Brown 30 tahun lalu. Joseph Morrison, sepupu Brown dan McCollum, mengatakan, " Mereka memiliki sidik jari pria itu, namun tidak memeriksanya, sehingga memungkinkan seorang pria lain bebas dan membunuh orang lain."
Pendapat :
Saya berpendapat atas kasus tersebut sangat merugikan bagi terdakwa, karena sudah 30 tahun mereka di penjara dan baru Selasa malam, 2 September 2014 mereka dibebaskan atas semua dakwaan yang menimpa mereka berdua. Disini sudah bisa diliat bagaimana lemahnya hukum untuk mendapatkan keadilan bagi mereka yang sudah didakwa oleh pengadilan, dan bagaimana kinerja polisi disana untuk mengungkap kasus tersebut?
Mungkin ini bisa jadi pembelajaran untuk negara-negara lain jangan sampai keadilan warganya tidak bisa dipegang penuh oleh hukum dan jangan sampai hukum bisa dibeli, harus ditingkatkan kualitas hukum agar bisa mendakwa tersangka yang sebenarnya jangan orang lain yang tidak bersalah mernjadi terdakwa atas kasus yang tidak pernah mereka perbuat.
Solusi :
Sebaiknya pihak Hukum & NIIC (North Carolina Innocence Inquiry Commission) bisa bekerja sama lebih baik jika ada kasus yang bermotif dengan pemeriksaan DNA. Karena bila mereka bekerja sama tidak mungkin ada kasus seperti tersebut yang bisa sangat merugikan orang lain.
Pihak pengadilan juga jangan sampai cepat memutuskan dakwaan terhadap orang yang menjadi terdakwa, bisa saja orang tersebut bukan yang melakukan kejahatan.
SUMBER
Menelisik aliran kepercayaan Sapta Dharma
Menelisik aliran kepercayaan Sapta Dharma

Berita :
Dalam kehidupan beragama memang manusia memiliki cara dan alirannya masing-masing. Dalam agama Islam, terdapat banyak sekali aliran yang menjadi kepercayaan dari setiap pemeluknya. Salah satu aliran kepercayaan masyarakat Indonesia adalah Kejawen.
Aliran Kejawen ini juga masih memiliki banyak macam dan ragam, salah satunya adalah aliran kepercayaan Sapta Dharma. Aliran Sapta Darma mewajibkan penganutnya untuk menyembah Hyang Maha Kuasa dan menjalankan hidupnya berdasarkan tujuh kewajiban suci (darma).
Dari berbagai sumber, Wahyu Sapta Darma diterima oleh Bapak Hardjosapoero di Pare, Kediri Jawa Timur pada jam 01.00 WIB, tanggal 27 Desember 1952 tepatnya malam Jumat wage. Hardjosapoero, nama aslinya Arjo Sopuro lahir pada tahun 1910 di Desa Semanding, sebelah Utara kecamatan Pare Kabupaten Kediri.
Menurut kerabat dari penganut aliran kepercayaan ini, Sri Murahmi (57), aliran kepercayaan ini menganut 3 cara sembahyang yaitu sujud, wewarah tujuh, sesanti.
"Ada tiga cara mereka menyembah tuhannya yaitu sujud, wewarah pitu (tujuh), dan sesanti," kata Sri, Senin (12/5).
Para pemeluk aliran kepercayaan ini juga memiliki Tuhan. Tuhan menurut pemeluk agama ini, menurut Sri adalah sebuah zat yang mutlak dalam arti yang mendasar Allah Hyang Maha Kuasa adalah Zat yang bebas dari segala hubungan sebab akibat.
Biasanya menurut Sri, saat sembahyang penganut aliran kepercayaan ini duduk bersila dengan posisi sedekap mengarah ke timur dan berada di dalam ruangan kosong sendiri. Setelah melakukan posisi tersebut, penganut aliran ini akan secara pelan-pelan menjatuhkan kepalanya dari posisi duduk bersila tadi menuju sujud, dan biasanya proses ini membutuhkan waktu berjam-jam.
"Kalau sembahyang biasanya mereka duduk bersila dan sedekap di ruangan kosong lalu menjatuhkan kepalanya untuk sujud ke arah Timur. Ini biasanya lama berjam-jam saat proses menuju sujudnya," ujar Sri.
Penganut aliran kepercayaan ini juga memiliki tempat ibadah sama halnya dengan pemeluk agama lainnya. Sri mengatakan bahwa mereka biasanya mengunjungi tempat ibadahnya bernama Sanggar.
"Tempat ibadahnya namanya Sanggar, ada dua macam sanggar pertama Sanggar Candi Sapto Renggo dan Sanggar Candi Busono. Candi yang pertama hanya ada satu di Yogyakarta," Kata Sri.
Analisis (Q & A) :
- What?
Q : Apa yang menjadi salah satu agama bagi masyarakat Indonesia dalam berita tersebut?
A : Kejawen
- Who?
Q : Siapa yang mendapatkan Wahyu Sapta Darma pertama kali?
A : Bapak Hardjosapoero
- When?
Q : Kapan Bapak Hardjosapoero mendapatkan Wahyu Sapta Darma?
A : Tanggal 27 Desember 1952 tepatnya malam Jumat wage.
- Where?
Q : Dimana Bapak Hardjosapoero mendapatkan wahyunya?
A : Di Pare, Kediri Jawa Timur pada jam 01.00 WIB.
- Why?
Q : Mengapa sampai ada aliran agama Kejawen di Indonesia?
A : Karena masyarakat Indonesia mempunyai kepercayaan yang beragam atas agama yang dipeluknya.
- How?
Q : Bagaimana aliran Sapta Darma bisa sampai di Indonesia?
A : Aliran Sapta Darma bisa sampai di Indonesia karena salah seorang yang tinggal di Pare, Kediri Jawa Timur mendapatkan wahyu pertamanya, banyak sumber yang mengenalnya bernama Bapak Hardjosapoero. Waktu detilnya Bapak Hardjosapoero mendapatkan wahyu pertamanya pada tanggal 27 Desember 1952 tepatnya malam Jumat wage, pukul 01.00. Nama Hardjosapoero ialah bukan nama asli dari penduduk tersebut, nama aslinya melainkan adalah Arjo Sopuro yang lahir pada tahun 1910 di Desa Semanding, sebelah Utara kecamatan Pare Kabupaten Kediri.
Sri Murahmi (57) adalah kerabat dari penganut aliran kepercayaan ini memberitahukan bahwa aliran kepercayaan ini menganut 3 cara sembahyang, yaitu : sujud, wewarah tujuh, & sesanti. Agama ini pun juga mempunyai tuhan seperti agama lain dengan arti zat mutlak seperti mendasar dari Allah Hyang Maha Kuasa. Arti lengkapnya ialah zat yang tidak ada sebab akibatnya.
Untuk cara sembahyangnya para penganut aliran ini dengan duduk bersila dan sedekap di ruangan kosong lalu menjatuhkan kepalanya untuk sujud ke arah Timur. Setelah melakukan posisi tersebut, penganut aliran ini akan secara pelan-pelan menjatuhkan kepalanya dari posisi duduk bersila tadi menuju sujud, dan biasanya proses ini membutuhkan waktu berjam-jam. Tempat ibadahnya sendiri bernamakan sanggar. Sanggar tersebut disebutkan menjadi 2 yaitu Sanggar Candi Sapto Renggo dan Sanggar Candi Busono.
Pendapat :
Menurut saya agama tersebut bisa dipeluk orang banyak, karena tidak ada batasan tentang seseorang memeluk sebuah kepercayaan. Jika agama tersebut mengajarkan kebaikan kenapa takut untuk di percaya? bagi seseorang untuk memeluk sebuah agama ialah dari ajaran kebaikannya yang tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Solusi :
Jika agama Sapta Darma tidak merugikan sebaiknya bisa diakui secara nasional, agar tidak menjadi pikiran-pikiran negatif dari agama lain yang belom mengenal agama tersebut. Untuk agama yang dianut orang lain sebaiknya menghormati orang memeluk aliran Sapta Darma agar bisa hidup rukun bersama-sama.